Orang Tua Wajib Tahu : Remaja Putri Usia SMP berisiko 2,608 kali Mengalami Kejadian Keputihan

Tips Cara Hidup Sehat. Orang Tua Wajib Tahu : Remaja Putri Usia SMP  berisiko 2,608 kali Mengalami Kejadian Keputihan
Orang Tua Wajib Tahu : Remaja Putri Usia SMP  berisiko 2,608 kali Mengalami Kejadian Keputihan


Masalah keputihan atau yang biasa disebut flour albus adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan, sedangkan data penelitian yang didapat tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 25% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih.

Angka kejadian penyakit keputihan mencapai 75% pada perempuan Indonesia dan hampir mengenai semua umur, termasuk remaja. Jika dibandingkan dengan Eropa angka ini sangat berbeda, karena di Eropa perempuan yang menderita keputihan hanya 25%. Perbedaan prevalensi ini disebabkan oleh keadaan iklim yang berbeda. Keadaan iklim yang lembab di Indonesia mengakibatkan lebih mudah terinfeksi jamur Candida Albicans dan Trichomonas Vaginalis sebagai penyebab keputihan, sedangkan iklim di Eropa yang bersifat kering menyebabkan kemungkinan terinfeksi jamur ini lebih kecil.

Alat genital wanita memiliki mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang menjaga kadar keasaman pH vagina. Sebagian besar, hingga 95% adalah bakteri laktobasilus dan selebihnya adalah bakteri phatogen (Yang Menimbulkan Penyakit). Biasanya ketika ekosistem didalam keadaan seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Normalnya angka keasaman pH vagina berkisar 3,8-4,2 dan masalah baru timbul ketika kondisi keasaman pH vagina ini turun atau lebih besar dari 4,2. Jika bakteri-bakteri laktobasilus gagal melawan bakteri phatogen, jamur akan berkembang dan terjadilah keputihan.

Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus menstruasi. Sedangkan keputihan patologis terjadi karena disebabkan oleh infeksi, kelainan alat kelamin didapat atau bawaan, benda asing, neoplasma jinak, kanker, trauma dan menopause.

Kejadian keputihan dapat dihindari dengan memperhatikan kesehatan lingkungan yaitu dengan memperhatikan kualitas air untuk membasuh organ genitalia. Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakit. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Risa Pitriani mahasiswa Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru pada tahun 2014 menyebutkan bahwa remaja usia SMP remaja putri yang tidak merawat vagina berisiko 2,608 kali mengalami kejadian keputihan dibandingkan remaja putri yang merawat vagina. 

Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa jika tidak melakukan perawatan diri pada bagian organ reproduksi, misalnya seperti jarang mengganti pakaian dalam, membasuh vagina yang tidak benar, penggunaan sabun kewanitaan dan lain sebagainya, hal ini dapat menyebabkan gatal, iritasi dan lama kelamaan akan menyebabkan keputihan bahkan kanker serviks.

Penelitian ini juga di terkuat oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perawatan vagina dengan keputihan pada remaja putri. Beberapa fakta tersebut menjadi bukti yang cukup menguatkan bahwa perawatan vagina erat kaitannya dengan kejadian keputihan pada remaja putri. Perawatan vagina merupakan cara yang tepat untuk mencegah terjadinya keputihan.

Menurut peneliti keterkaitan antara perawatan vagina dengan kejadian keputihan berkemungkinan karena beberapa faktor diantaranya tidak menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar selalu tetap kering, tidak mengganti pakaian dalam minimal dua kali sehari, setelah buang air besar/kecil tidak membasuh alat kelamin dengan air dari arah depan kebelakang, tidak membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan mencukur bulu pada kemaluan secara rutin, memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat, menyemprotkan minyak wangi kedalam vagina atau menaburkan bedak ke vagina, tidak mengganti pembalut setiap 4 jam sekali atau 2-3 kali sehari saat menstruasi, memakai pentyliner setiap hari, membasuh vagina menggunakan sabun mandi/sabun khusus vagina secara terus menerus, dan tidak melakukan pemeriksaan vagina sendiri secara rutin dengan melihat perubahan warna cairan, bau yang kurang sedap dan gatal-gatal pada alat kelamin sehingga dapat menimbulkan kejadian keputihan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Baca, Kelebihan dan Manfaat Jamur Lingzhi

Makanan Terbaik Untuk Asam Lambung Di Tahun 2023

Kanker Rahim: Penyakit Mematikan Yang Perlu Diketahui Di Tahun 2023